GARUTMU.COM – Di kawasan Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, terdapat sebuah bangunan bersejarah yang dikenal dengan nama Babancong. Bangunan ini memiliki luas 15 meter persegi dan tingginya mencapai tujuh meter menghadap Alun-alun Garut.
Selama bertahun-tahun, tempat ini menjadi saksi bisu bagi para pembesar yang mengadakan pidato penting, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga saat ini.
Sejarah panjang Babancong bermula pada tahun 1813, saat pembentukan kembali Kabupaten Limbangan yang berpusat di Suci (sekarang Garut Kota). Pada masa lalu, Babancong merupakan tempat berpidato Bupati Garut.
Di sinilah para pemimpin Garut menghadirkan pidato-pidato penting untuk menyampaikan pesan dan kebijakan kepada masyarakat. Tempat ini menjadi simbol kekuasaan dan wadah komunikasi antara pemerintah dengan rakyat.
Salah satu momen yang mengukir kenangan mendalam dalam sejarah Babancong adalah ketika Presiden Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia, berpidato di sana sekitar tahun 1960-an.
Pidato beliau di Babancong Garut menjadi momen yang tak terlupakan, memperlihatkan betapa pentingnya tempat ini sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi dan visi pemimpin bangsa.
Sejarawan dan Budayawan Garut, Warjita, memberikan penjelasan bahwa Babancong adalah warisan bersejarah yang memiliki nilai budaya dan politik yang tinggi bagi masyarakat Garut.
“Bung Karno pernah berpidato di Babancong, di depan masyarakat Garut, saat itu ia menyerahkan plakat bahwa Garut merupakan kota terbersih,” ujarnya, Sabtu (24/6/2023).
Ia menuturkan, plakat tersebut diserahkan kepada bupati Garut saat itu, yaitu Raden Gahara Wijaya Suria. Pada kunjungannya ke Garut itu, Soekarno juga memberi julukan untuk Garut, yakni Kota Intan.
Pemberian julukan tersebut dihasilkan dari perjalanan Soekarno ke Babancong, saat itu ia melihat atap rumah-rumah warga di daerah Cimanuk dicat berwarna putih sehingga mengkilap bak intan permata.
Warjita menjelaskan, Babancong menjadi saksi perjuangan dan perubahan dalam sejarah Garut dan Indonesia secara keseluruhan. Hingga kini, tradisi pidato Bupati Garut di Babancong masih terjaga, diadakan pada momen-momen tertentu yang dianggap penting bagi masyarakat Garut.
“Dari dulu hingga kini fungsi dari Babancong tidak pernah pudar, sebagai tempat bupati atau dalem dan pejabat pemerintah untuk berpidato, selain pidato Babancong juga digunakan untuk para pejabat menyaksikan keramaian Alun-alun,” ungkapnya.
Foto dokumentasi saat Presiden Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia berpidato di Garut sekitar tahun 1960-an. Saat itu, Bung Karno berpidato di bangunan bersejarah Babancong yang terletak di depan Pendopo Garut, menghadap lapangan Otto Iskandar Dinata Alun-alun Garut.
Sebagai salah satu peninggalan bersejarah, Babancong Garut menurutnya, patut dijaga dan dilestarikan. Tempat ini menjadi simbol penting bagi Garut dan Indonesia yang mengingatkan perjuangan para pemimpin masa lalu dan menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang dalam memajukan bangsa.
“Babancong Garut bisa dinikmati oleh masyarakat luas, dalam proses mengingat dan memahami masa lalu, sejarahnya harus dijaga disaat bangunan heritage lain sudah tinggal nama,” ucap Warjita. ***