GARUTMU.COM – Stunting merupakan permasalahan nasional yang masih menjadi prioritas program kerja pemerintah dan harus segera mendapatkan tindakan komprehensif agar jumlahnya dapat ditekan seminimal mungkin.
Tingginya angka prevalensi stunting ini tak lepas dari akar permasalahan lintas bidang yang bukan hanya bersumber dari faktor kesehatan saja, namun juga faktor ekonomi dan sosial.
Provinsi Jawa Barat masih menempati urutan teratas dengan jumlah kasus stunting tertinggi di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, Kabupaten Garut adalah kabupaten dengan angka prevalensi tertinggi di Jawa Barat, di mana puluhan ribu anak stunting tersebar di 14 kecamatan terutama Kecamatan Sukaresmi dan Limbangan. Angka stunting di 2 kecamatan ini mencapai 35,2 persen yang masuk kategori zona merah atau berbahaya.
Pemerintah Kabupaten Garut telah meluncurkan program TOSS (Temukan, Obati, Sayangi Balita Stunting) sebagai wujud komitmen untuk menangani kasus stunting di Kabupaten Garut.
Namun, program ini akan menjadi lebih baik, efektif dan efisien jika dibantu dengan suatu alat ukur otomatis yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data pemantauan kejadian stunting.
Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Teknik Elektro (FTE), Telkom University bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Garut hadir untuk mewujudkan hal tersebut.
Tim peneliti dari Telkom University yang diketuai oleh Husneni Mukhtar, Ph.D. mengatakan bahwa pengembangan teknologi tepat guna berupa alat ukur otomatis untuk pemantauan stunting ini telah dimulai sejak 2020 dan produk akhir yang diimplementasikan di Kabupaten Garut merupakan versi ke 4.
Alat ukur otomatis ini diberi nama “Ceu Stunting“ yang dilengkapi dengan fitur-fitur, antara lain pengukuran otomatis tinggi badan dan berat badan anak, pengkategorian otomatis status stunting, serta digitalisasi database yang terhubung dengan sistem Internet of Things (IoT).
Pengguna, yaitu kader Posyandu dan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Pemerintah dapat dengan mudah mengakses database kasus stunting melalui website dan mobile apps untuk memantau perkembangan penanganan stunting di wilayah masing-masing.
Pada 17 Mei 2023 yang lalu, Tim Pengabdian Masyarakat dari FTE Telkom University yang terdiri dari Dekan FTE Dr. Bambang S. Nugroho, dan dosen-dosen peneliti Husneni Mukhtar, Ph.D., Dr.Eng. Willy A. Cahyadi, Dien Rachmawati, M.T., Dr. Hesty Susanti, dan Dr.-Ing. Fiky Y. Suratman, melakukan penyerahan 2 unit „Ceu Stunting“ kepada pihak Puskesmas Guntur dan Tarogong di Auditorium Prof. Aam Hamdani, Universitas Garut.
Turut hadir dalam acara tersebut sebagai mitra dari Universitas Garut, yaitu Dra. Hj. Empat Patimah
Sambas, S.Pd., Ketua BPH Yayasan Universitas Garut, Drs. H. Mukhtar, M.Si., Dekan Fakultas Teknik Universitas Garut, beserta jajarannya.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan alat „Ceu Stunting“ kepada perwakilan dari Puskesmas Guntur dan Tarogong yang diwakili oleh Rohmahalia M. Noor, S.KM, M.KM., dan Lilik Suryani, Amd.Gz., Sp. Nutrisionis.
Pelatihan ini dilaksanakan oleh tim mahasiswa dari Telkom University yang telah membantu dalam proses pengembangan alat bersama dengan tim peneliti dosen, yaitu M. Abdul Hakiim Al fatih, Ramadhani Nurul Athina, Arkan Anis Shafry, dan Denny Tri Sukmono.
Menyasar kelompok masyarakat yang berada dalam pelayanan Posyandu wilayah Puskesmas Guntur dan Tarogong, kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi pilot project yang dapat dicontoh dan dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya di Kabupaten Garut.
Tim Pengabdian Masyarakat dari Telkom University juga mendiskusikan kemungkinan kerjasama lanjutan dengan pihak Universitas Garut, antara lain pengelolaan desa binaan untuk implementasi pengabdian masyarakat, maupun kerjasama penelitian.
Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan impact positif tidak hanya bagi kedua belah pihak, namun juga masyarakat, khususnya di wilayah Kabupaten Garut.***