3 Tokoh Asal Garut yang Berjasa di Dunia Pendidikan

oleh -

GARUTMU.COM – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Hardiknas ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.

Namun, selain Ki Hadjar Dewantara, di Garut juga terdapat tokoh-tokoh pendidikan yang berperan aktif dalam memperjuangkan pendidikan, terutama pendidikan pribumi di Garut.

Dilansir dari Info Garut, berikut 3 tokoh penting asal Garut yang berjasa di dunia pendidikan!

1. Prof. KH. Anwar Musaddad (3 April 1909 – 21 Juli 2000)

Sejak pada tahun 1945, Prof. KH. Anwar Musaddad memimpin pasukan Hizbullah dan turut menempa mental para pejuang. Sebagai tokoh ulama, tokoh pejuang, Prof. KH. Anwar Musaddad juga disebut sebagai tokoh intelektual.

BACA:  TBM Hegar Manah, Wujud Kampung Literasi di Malangbong

Di mana perjuangannya dilanjutkan dengan cara mendirikan sekaligus menjadi rektor pertama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung.

Beliau juga terkenal sebagai pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah di Garut, Jawa Barat.

2. Raden Ayu Lasminingrat (1843 – 1948)

Uniknya, tokoh paling berpengaruh di Garut adalah seorang perempuan. Ya, beliau adalah Raden Ayu Lasminingrat. Disebut-sebut sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia.

Beliau memiliki cita-cita besar terhadap pendidikan perempuan, dengan mendirikan Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1907.

Raden Ayu Lasminingrat juga mendirikan kembali Sakola Istri pada tahun 1912, di mana letak dan bangunannya sekarang masih dipakai hingga kini oleh SMA Negeri 11 Garut Jawa Barat.

BACA:  Membaca Buku Self-Improvement untuk Kembangkan Diri!

Sosok tokoh perempuan lain seperti Dewi Sartika hingga RA Kartini juga terinspirasi dari Raden Ayu Lasminingrat atas perjuangannya. Bagi para “wanita zaman now”, sudah siapkah kalian mengikuti jejak beliau?

Sosok tokoh perempuan lain seperti Dewi Sartika hingga RA Kartini juga terinspirasi dari Raden Ayu Lasminingrat atas perjuangannya.

 

3. HM Djamhari

HM Djamhari menjadi satu-satunya pribumi di Garut yang memiliki percetakan selain orang Belanda dan orang Tionghoa. Nama percetakan milik HM Djamhari yakni Tjikoeraj Drukkerij atau Percetakan Tjikoeraj.

”Percetakan ini menerbitkan surat kabar perjuangan bagi Sarekat Islam. Selain itu, mencetak juga buku-buku bagi pelajaran sekolah atau Madrasah Muhammadiyah pada masa perkembangan Muhammadiyah di Garut,” ucap Kang Sopaat.

BACA:  Enjang Tedi Apresiasi Kapolsek Cikelet Garut Tanam Mangrove!

Dia menamakan percetakan tersebut dengan nama sebuah gunung karena latar belakang yang cukup unik. Ia dan keluarganya sering melihat Gunung Cikuray Garut saat pulang shalat subuh berjamaah di masjid. ***