GARUTMU.COM – Kunjungan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia di masa pasca kemerdekaan ke Garut yang terakhir, terjadi di tahun 1960. Momen ini, adalah momen ‘perpisahan’ yang manis antara Bung Karno dengan masyarakat Garut.
Kunjungan Bung Karno ke Garut di tahun ini, terjadi pada tanggal 16 Desember 1960. Dalam kunjungannya, Bung Karno ditemani istrinya, Siti Suhartini atau Hartini Soekarno. Soebandrio yang kala itu menjabat Menteri Luar Negeri RI juga ikut.
Bukti kedatangan Bung Karno ke Garut di momen ini, tertuang dalam sebuah dokumentasi berbentuk film dengan judul Gelora Indonesia, yang diproduksi tahun 1960. Dilihat detikJabar dalam Guide Arsip Presiden Republik Indonesia: Sukarno 1945-1967, berkunjung ke Garut menjadi salah satu agenda Soekarno di bulan Desember.
“Juara Nasional Kebersihan Kota (Garut, Presiden dan Ibu Hartini ke Garut, Amanat Presiden Soekarno; Penyerahan Piala kejuaraan kebersihan kota kepada Petani; Senam oleh remaja Garut),” katanya.
Sejarawan Garut Warjita berkisah tentang momen ini. Menurut Warjita, di momen tersebut, Bung Karno secara langsung menyerahkan penghargaan Adipura, yang menyatakan Garut sebagai kota terbersih kepada Bupati Garut saat itu, Gahara Widjaja Suria di Babancong, Alun-alun Garut.
“Iya, diberikan langsung saat itu dan disaksikan oleh banyak masyarakat,” kata Warjita.
Pada saat itu, kata Warjita, terjadi peristiwa ikonik yang sampai saat ini, ‘produknya’ diingat masyarakat. Yakni, kala Bung Karno memberikan julukan Kota Intan kepada Garut. Sejarah itu, dikutip Warjita dari pernyataan Raden Sulaeman Anggapradja, salah seorang tokoh, sekaligus pemerhati sejarah garut tempo dulu.
Warjita mengatakan, berdasarkan catatan sejarah, Soekarno menggunakan jalan darat menuju Garut kala itu. Dia melintasi kawasan Tarogong Kidul sebelum berpidato di Babancong, dekat Pendopo yang berada di Kecamatan Garut Kota.
“Menurut Almarhum Raden Sulaeman Anggapradja, ketika Bung Karno ke Kota Garut, di Jayaraga (wilayah Tarogong Kidul), dia melihat atap-atap rumah di sekitaran Cimanuk itu dicat putih, terlihat berkelip seperti intan,” katanya.
Terlepas dari benar atau tidaknya alasan Soekarno dalam memberikan julukan Garut sebagai kota Intan, Intan saat ini lebih dikenal julukan yang diambil dari akronim.
“Pengertian sekarang, kata Intan itu hanya sebuah akronim dari Indah, Tertib, Aman, dan Nyaman. Dan kita di sini sepakat bahwa Intan adalah akronim saja yang harus diwujudkan oleh masyarakat Garut,” tutup Warjita.
Sementara berdasarkan catatan sejumlah surat kabar lawas Belanda yang menulis artikel tentang kunjungan Bung Karno ke Garut di tahun tersebut, dinyatakan bahwa Bung Karno juga sempat berpidato di hadapan masyarakat. Salah satu hal yang dibahas, adalah masalah Papua Nugini, yang kala itu enggan diserahkan Belanda kepada Indonesia.
“Presiden Soekarno dan Menteri Soebandrio berpidato dalam pertemuan massal pada kesempatan ini, dimana presiden mengatakan bahwa menurut Belanda, West-New-Guinea tidak dapat dialihkan ke Indonesia, karena kekacauan adalah gambaran yang umum di Indonesia. Memang benar, menurut Soekarno, ada kekacauan di beberapa tempat. Namun gambaran umum negara ini adalah ketertiban dan ketentraman,” tulis Leeuwarder Courant, dalam artikel mereka yang berjudul Garut Adalah Kota Tertata Rapi di Indonesia, yang terbit pada 17 Desember 1960.